CHOI SIWON - superjunior ;)

Sabtu, 17 Desember 2011

  • Nama Lengkap : Choi Siwon
  • Nama Panggilan: Siwon, Choi
  • Tempat-Tanggal Lahir : Seoul, South Korea – 10 February 1987
  • Bergabung Dalam : SM Town, Super Junior, Super Junior – M
  • Golongan Darah : B
  • Tinggi Badan : 183 cm
  • Berat Badan : 65 kg







Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Cinta Sepotong Mimpi

Jumat, 16 Desember 2011

Dapatkah seseorang mencinta hanya karena sepotong mimpi? Mustahil. Namun, adikku semata wayang mengalaminya – setidaknya itu yang diakuinya.
Gadis yang dicintainya adalah Lala, adik sepupunya sendiri. Wajar, bukan? Bahkan, menjadi halal saat kedua orang tuaku kemudian berpikir untuk meminangnya.
Semua berawal dari penuturan Jamal. Ia bilang, ia memimpikan Lala sebagai gadis yang diperkenalkan Ibu kepadanya sebagai calon istrinya.
“Kami sudah saling mengenal, Bu,” kata Jamal dalam mimpi itu dengan malu-malu. Gadis itu pun mengangguk dengan senyum malu-malu pula.
Sebenarnya Jamal tidak terlalu meyakini gadis itu adalah Lala. Wajahnya samar terlihat. Namun, Jamal merasakan aura gadis itu cukuplah ia kenal. Hebatnya, ini diperkuat oleh ayah kami. Di malam yang sama, beliau bermimpi tentang Jamal yang duduk di kursi pelaminan bersama Lala! Apakah ini pertanda? Entah. Hanya saja, sejak itu aku merasakan pandangan Jamal terhadap Lala berubah.
Mereka sebenarnya teman bermain di waktu kecil, namun tak pernah bertemu lagi sejak remaja. Keluarga Lala tinggal jauh di Surabaya, sementara kami di Jakarta. Kami jarang berkumpul, bahkan saat lebaran, sehingga kenangan yang dimiliki Jamal tentang Lala adalah kenangan di masa kecil dulu sebagai abang yang kasih kepada adiknya. Kasih dimana sama sekali tak terpikirkan untuk memandang Lala sebagai gadis yang pantas dicintai, bahkan halal dinikahi. Namun, mimpi itu mampu menyulap semuanya menjadi…cinta (?).
Mari katakan aku terlalu cepat menyimpulkan sebagai cinta. Barangkali saja itu hanya pelangi yang tak kunjung sirna mengusik relung hati adikku. Pelangi yang mampu merubahnya menjadi sok melankolis hingga membuat kami sekeluarga khawatir melihat ia kerap termenung menatap kejauhan, untuk kemudian mendesah perlahan.
“Mungkin kau harus menemuinya di Surabaya,” kata Ibu.
”Rasanya tak usah, Bu. Masak hanya karena bunga tidur aku menemuinya,” jawab Jamal.
”Barangkali saja itu pertanda.”
”Bahwa Lala jodoh saya?”
”Bukan. Bahwa sudah lama kau tak mengunjungi mereka untuk bersilaturahmi. Biar nanti Mbakmu dan suaminya yang menemanimu kesana.”
Jamal tertegun sejenak untuk kemudian mengangguk.
Wah, pintar sekali Ibu membujuk. Padahal tanpa sepengetahuan adikku yang pendiam itu, Ibu menyerahi kami tugas untuk ”meminang” Lala. Ibu betul-betul yakin mimpi itu sebagai pertanda sehingga memintaku menanyakan kepada Lala tentang kemungkinan kesediaannya dipersunting Jamal.
”Kenapa tidak minta langsung saja pada Paklik? Biar mereka dijodohkan saja,” kataku waktu itu.
”Ah, adikmu itu takkan mau.”
”Tapi…”
”Sudahlah. Ibu tahu Jamal belum terlalu dewasa. Kuliah saja belum selesai. Tapi setidaknya ia memiliki penghasilan dari usaha sambilannya berdagang, ‘kan?”
“Bukan itu maksudku. Apa Ibu yakin Jamal mau dengan Lala? Barangkali saja mimpinya hanya romantisme sesaat.”
Ibu tercenung. Aku yakin Ibu belum memastikan ini. Yang beliau tahu hanya Jamal yang bertingkah aneh. Itu saja. Selebihnya ia perkirakan sendiri. Sepertinya justru Ibulah yang ngebet ingin meminang Lala.
”Kupercayakan semua itu padamu.”
Walah! Berarti tugasku berlipat-lipat! Selain memastikan kesediaan Lala, aku pun harus memastikan perasaan adikku sendiri.
***
Ia diam. Sudah kuduga reaksinya begitu jika kutanyakan tentang kemungkinan perjodohannya dengan Lala.
“Kamu mencintainya?” Aku mengganti pertanyaan. Kali ini Jamal malah terkekeh.
”Mungkin… Entahlah. Rasanya tak wajar.”
Tentu saja tak wajar! Bagiku, mencinta karena sepotong mimpi hanya omong kosong. Lagi pula Jamal tak tahu seperti apa wajah dan kepribadian Lala dewasa ini. Aku pun tak tahu.
“Santai saja, Mal. Tak usah dipikirkan. Yang penting kita tiba dulu di sana,” kata Bang Rohim, suamiku.
***
Setiba di Surabaya, kami disambut keluarga Lala hangat.
”Wah, iki Jamal tho? Oala, wis gedhe yo?!” ucap Bulik.
Jamal hanya tersenyum. Apalagi saat pipi gendutnya dijawil Bulik seperti saat ia kanak-kanak dulu.
”Mana Lala, Bulik?” tanyaku saat tak mendapati anak semata wayangnya itu.
”Ada di dapur. Sedang bikin wedhang.”
Aku segera ke dapur. Aku sungguh penasaran seperti apa Lala sekarang. Kulihat seorang gadis di sana. Subhanalah, cantiknya! Ia mencium tanganku. Hmm, santun pula. Cukup pantas untuk Jamal. Tapi, aku harus menahan diri. Kata Bang Rohim, butuh pendekatan persuasif untuk menjalankan misi ini. Aku tak yakin aku bisa sehingga menyerahkan sepenuhnya skenario kepadanya.
Tak banyak yang dilakukan Bang Rohim selain meminta Lala menjadi guide setiap kami bertiga pergi ke pusat kota. Ia melarangku membicarakan soal perjodohan, pernikahan, pinangan atau apapun istilahnya kepada Lala. Katanya, kendati kami keluarga dekat, sudah lama kami tidak saling bersua. Bisa saja Lala memandang kami sebagai ”orang asing”. Upaya melancong bersama ini demi untuk mengakrabkan kembali Jamal, Lala dan aku. Kiranya ini dapat memudahkanku saat mengutarakan maksud kedatangan kami sesungguhnya nanti.
Malam ini saat dimana aku diperbolehkan suamiku mengungkapkan semuanya kepada Lala. Seharusnya memang begitu. Tapi Jamal mendahuluiku. Tak kusangka ia serius dengan perasaannya. Ia utarakan semuanya. Tentang mimpinya, tentang jatuh cinta, bahkan tentang pinangan.
“Mungkin Dik Lala menganggap ini konyol. Abang juga merasa begitu. Tapi, setidaknya sekarang Abang yakin dengan perasaan Abang. Jadi, mau tidak kalau Lala Abang lamar?”
Bukan manusia kalau Lala tidak kaget ditembak seperti itu. Ia tampak galau. Seperti aku dulu. Sayang Lala tak merespon seperti aku merespon pinangan Bang Rohim dulu.
“Maaf, Mas. Aku terlanjur menganggapmu sebagai kakak. Rasanya sulit untuk merubahnya.”
Berakhirlah. Sampai di sini saja perjuangan kami di Surabaya. Jamal tersenyum mengerti, namun kuyakini hatinya kecewa. Cintanya yang magis tak berakhir manis. Kami pulang ke Jakarta dengan penolakan.
Sejak hari itu, Jamal tak terlihat lagi melankolis. Ia kembali sibuk dalam aktivitasnya. Adikku itu benar-benar hebat. Kendati patah hati, ia tak mau larut dalam perasaannya. Bahkan, belakangan aku tahu ia belum menyerah. Setidaknya penolakan itu berhasil mengakrabkan kembali Jamal dengan Lala. Mereka berdua kerap berkirim SMS sekedar menanyakan kabar ataupun saling bercerita. Jamal betul-betul memandang ini sebagai peluang untuk mengubah pandangan Lala terhadapnya.
Waktu kian berganti hingga masa dimana Jamal mengutarakan lagi keinginannya itu. Sayang ditolak lagi. Begitu berulang hingga tiga kali.
Ayah dan Ibu prihatin melihatnya. Mereka tak bisa berbuat banyak. Keinginan mereka untuk menjodohkan saja keduanya Jamal tolak.
”Syarat orang yang menjadi calon istriku, haruslah tulus ikhlas menjadi pendampingku. Atas kemauannya sendiri, bukan pihak lain!” Begitu alasannya selalu.
Terserahlah apa katanya. Tapi ini sudah menginjak tahun kelima Jamal memelihara cinta tak kesampaian ini. Usianya kian mendekati kepala tiga. Cukup mengherankan ia tetap memeliharanya terus. Rasanya tak layak cinta itu dipelihara terus. Ia harus diberangus. Lala bukanlah gadis terakhir yang hidup di dunia. Untuk itu Ibu, Ayah dan aku kongkalikong untuk membunuh cinta Jamal. Sudah saatnya ia mempertimbangkan gadis-gadis lain. Kebetulan ada yang mau. Pak Haji Abdullah sejak lama ingin bermenantukan Jamal dan menyandingkannya dengan Azisa, anak sulungnya. Kami susun perjodohan tanpa sepengetahuan Jamal. Lantas, kami sekeluarga berusaha ”menghasut” Jamal untuk memperhitungkan keberadaan Azisa, temannya sejak SMU itu.
Alhamdulillah berhasil. Hati Jamal mulai terbuka untuk Azisa sehingga saat Pak Haji Abdullah meminta dirinya menjadi menantu, ia tak punya lagi pilihan selain mengiyakan.
***
Kesediaan Jamal memang sudah didapat, namun anehnya ia tak kunjung juga menentukan tanggal pernikahan. Kali ini naluriku sebagai kakak turut bermain. Rasanya Jamal tengah menghadapi masalah yang tak dapat dibaginya kepada siapapun, termasuk Azisa. Saatnya aku menjadi kakak yang baik untuknya.
”Entahlah, Mbak. Rasanya aku tak siap untuk menikah.”
Mataku terbelalak saat Jamal mengutarakan penyebabnya.
”Apa pasal?” tanyaku agak jeri. Aku tak berani membayangkan jika Jamal tiba-tiba membatalkan perjodohan. Keluarga kami bisa menanggung malu!
”Rasanya Azisa bukan jodohku.”
Aku semakin terkesiap. Aku mulai menduga-duga arah pembicaraannya.
”Lala-kah?” tanyaku. Jamal mengangguk pelan, namun pasti.
”Sebenarnya mimpi tempo hari itu tak sekonyong datang. Aku memintanya kepada Tuhan. Aku meminta Dia memberikan petunjuk tentang jodohku kelak. Dan yang muncul ternyata Lala!”
Aku kembali terdiam. Aku benar-benar payah. Sudah setua ini, masih saja tak dapat menjadi kakak yang baik buat Jamal. Aku bingung harus menanggapi bagaimana.
”Maafkan jika selama ini Mbak tak bisa menjadi kakak yang baik, Mal. Bahkan untuk masalahmu satu ini pun Mbak tak bisa menjawab. Hanya saja, kita tak akan pernah benar-benar tahu apa yang kita yakini benar itu sebagai kebenaran, Mal. Termasuk mimpimu. Mbak tidak tahu lagi harus menganggapnya omong kosong ataukah benar-benar pertanda. Kalaulah mimpi itu pertanda, pasti banyak sekali maknanya.”
”Kamu memaknainya sebagai cinta dan jodoh, Ibu memaknainya sebagai silaturahmi dan Ayah memaknainya sebagai tipikal istri ideal bagimu. Bukankah Azisa pun tak berbeda jauh dengan Lala? Mimpi itu nisbi, Mal.”
Jamal hanya mendesah pelan sambil memandang kejauhan. Mukanya masam. Mungkin tak menghendaki aku bersikap tak mendukungnya.
”Mungkin,” lanjutku, ”ini hanya masalah cinta saja. Mungkin hatimu masih hidup dalam bayangan Lala dan tak pernah sekali pun memberi kesempatan untuk dimasuki Azisa. Kau hidup di kehidupan nyata, Mal. Sampai kapan akan menjadi pemimpi?!”
Aku tersentak oleh ucapanku sendiri. Tak kuduga akan mengucapkan ini. Bukan apa-apa. Beberapa waktu lalu kami mendengar kabar Lala menerima pinangan seseorang. Kendati menyerah, aku yakin Jamal masih memiliki cinta untuk Lala. Ia pasti sakit. Aku betul-betul kakak yang tak peka. Aku menyesal. Aku peluk Jamal, menangis sesal.
Jamal turut menangis. Isaknya berenergi kekesalan, kekecewaan, kesepian, keputus-asa-an, bahkan kesepian. Aku terenyuh. Betapa ia menderita selama ini.
“Besok kita batalkan saja perjodohan dengan Azisa, Mal. Itu lebih baik ketimbang kau tak ikhlas menjalaninya nanti. Itu katamu tentang pernikahan, ‘kan? Kita bicarakan dulu dengan Ayah dan Ibu.”
Kupikir ini yang terbaik. Tak bijak rasanya tetap berkeras melangsungkan perjodohan di saat Jamal rapuh begini. Di saat Jamal terluka dan bimbang pada perasaannya. Biarlah keluarga kami menanggung malu bersama.
“Tidak. Kita teruskan saja. Aku ikhlas menjalani sisa hidupku bersama Azisa. Mungkin aku hanya membutuhkan sedikit menangis saja. Aku pergi dulu ke rumah Pak Haji untuk membicarakan ini. Assalamu’alaikum.”
Kutatap kepergian Jamal dengan perasaan tak tentu. Kalau diingat semua ini terjadi karena mimpi. Ya, Allah apakah benar mimpi itu pertanda-Mu? Jikalau benar kenapa sulit sekali terrealisasi? Jika pun tidak benar kenapa banyak orang mempercayai?
Aku terpekur. Maafkan aku adikku. Aku hanyalah insan, yang tak mampu menerjemahkan segala misteri-Nya, bahkan yang tersurat sekalipun. Aku hanya berusaha. Dia tetap yang menentukan. Maafkan aku.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Jodoh

Hidup memang penuh kejutan, setidaknya bagiku. Semuanya berawal dari pembicaraanku dengan Mama sebulan yang lalu. Aku dan Mama sedang sarapan saat Mama tiba-tiba membuka pembicaraan.
“Sampai kapan Mama harus mengurus kamu, Bram?” Pertanyaan Mama membuatku tertegun.
”Maksud Mama?” aku menatap Mama. Mencoba menerka arah pembicaraannya.
”Yah, bukankah sudah saatnya ada perempuan lain yang menemani kamu sarapan?” Mama tersenyum menatapku.
Mungkin memang sudah waktunya aku menikah. Tahun ini usiaku tiga puluh lima tahun. Penghasilanku sebagai manager di salah satu perusahaan asing cukup memadai untuk berumah tangga. Apalagi yang ditunggu? Pertanyaan ini sudah sangat sering kudengar dari kerabat ataupun kolegaku.
Aku tersenyum kecil.
”Mama tahu, kamu merasa bertanggungjawab kepada Mama dan adik-adikmu. Tetapi jangan lupakan yang satu itu. Mira sudah berkeluarga, Dewi juga. Sementara Mama sudah lebih dari cukup menerima perhatianmu. Mama sangat bersyukur memiliki anak sepertimu.”
Aku terdiam.
”Bram, Papa titip Mira dan Dewi…juga Mama…” Papa berbisik perlahan sehari sebelum kematiannya, sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, Mira baru saja masuk kuliah dan Dewi masih kelas satu SMU. Sejak itu, hari-hariku kuisi dengan kerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
”Bram…” Mama menunggu jawabanku.
”Iya, iya, Insya Allah. Ma…”
Mama benar. Tidak ada lagi alasan bagiku untuk menunda rencana berkeluarga. Dewi sudah menikah tiga bulan yang lalu. Amanah Papa sudah kutunaikan. Persoalannya adalah, siapa wanita yang akan kunikahi? Aku tidak pernah pacaran. Aku takut terjebak melakukan perbuatan yang tidak baik. Alternatif calon juga tidak ada. Jadi, siapa yang akan kulamar?
Sebenarnya, aku bisa minta bantuan kepada orang lain. Mama, kerabat atau kolegaku dengan senang hati pasti akan berusaha membantu. Tetapi, sebelum meminta bantuan orang lain, aku akan sholat istikharah dulu. Aku ingin melangkah dengan tenang.
Dan terjadilah keajaiban itu. Setelah dua kali sholat, tiba-tiba Laras muncul dalam mimpiku. Begitu jelas. Laras? Aku tercengang. Laras adalah teman kuliahku di Pasca Sarjana. Sudah hampir dua semester ini aku kuliah lagi di salah satu PT terkenal di Jakarta. Ia sangat cerdas dan rasional. Ia juga kerap membantaiku dalam diskusi-diskusi di ruang kuliah.
”Menurut saya, teori yang saudara gunakan untuk menganalisa persoalan ini tidak tepat. Terlalu dipaksakan…” Komentar Laras saat membantaiku seminggu sebelumnya terngiang kembali di telingaku. Komentar yang diucapkannya dengan santun itu selalu membuatku gelagapan. Komentarnya selalu logis, ilmiah dan sulit dibantah. Sudah berkali-kali aku dan teman-teman ’dibantainya’.
Ya, mengapa harus Laras? Perempuan yang kepribadiannya begitu kuat dan tenang, sampai tidak ada pria yang berani menjalin hubungan lebih dekat dengannya. Sebenarnya Laras baik, sangat baik. Ia tidak pernah segan membantu orang lain atau berkata kasar. Tetapi aku benar-benar sungkan menghadapinya. Apalagi membayangkan harus melamarnya.
Mimpi itu juga menyisakan pertanyaan buatku. Benarkah ini isyarat Allah? Atau, aku diam-diam menyukainya sehingga sosok Laras muncul dalam mimpiku. Aku bimbang.
“Bagaimana, Bram?” Mama meminta kejelasan dariku dua minggu kemudian. Aku hanya mampu tersenyum kecut.
“Belum ada calon? Apa perlu Mama bantu?” Mama menatapku.
Aku tergagap. “Tidak perlu, Ma. Saya akan mencoba mencari sendiri saja.” Mama tersenyum. Aku menarik napas lega. Untuk sementara aku berhasil menenangkan Mama.
Malamnya, aku mencoba menenangkan diri dan mulai sholat istikharah lagi. Kali ini, aku mencoba lebih tenang dan pasrah kepada Allah. Aku mencoba melepaskan segala kebimbangan dan sungguh-sungguh meminta keputusan-Nya.
Aku berjalan bersisian dengan Laras. Begitu dekat. Laras tersenyum. Manis dan sangat lembut. Mimpi itu lagi! Aku terbangun menjelang pukul tiga dinihari. Sebentuk perasaan aneh masih sempat kurasakan saat aku terbangun. Indah!
Apakah Laras memang jodohku? Pertanyaan itu kembali bermain dalam benakku. Aku mencoba menelisik kembali kejernihan hatiku. Benarkah aku memang tidak terobsesi kepada Laras? Aku mengurai kembali semua interaksiku dengan Laras. Sejak pertemuan pertama.
”Saya Laras!” Ia memperkenalkan diri dengan lugas, tanpa senyum. Juga tanpa jabat tangan. Aku hanya mengangguk.
”Bram.” Aku menyebutkan namaku. Dingin, tapi cukup sopan. Itu kesan pertamaku. Ia tidak genit atau cerewet seperti satu dua orang perempuan yang pernah kukenal. Seingatku, tidak pernah ada momen istimewa antara aku dengan Laras. Benar-benar hanya hubungan antar teman kuliah. Aku malah lebih akrab dengan Susi, teman kuliahku yang lain. Aku juga tidak pernah merasa ’aneh’ saat berinteraksi atau berpapasan dengannya. Bahkan ketika aku nyaris bertabrakan dengannya. Semua wajar dan biasa saja.
So? Aku masih tetap ragu. Kuputuskan untuk menunggu sampai benar-benar merasa yakin. Dan selama masa menunggu itu, terjadi suatu peristiwa yang semakin membuatku merasa ciut menghadapi Laras.
”Maaf…” Laras mengacungkan tangan. Semua mata tertuju kepadanya. Aku menahan napas. Apa yang akan dikatakannya kali ini. Aku berdebar-debar menunggu komentarnya atas makalah yang kupresentasikan.
”Menurut saya, makalah ini tidak memenuhi kualifikasi ilmiah.” kata-kata itu diucapkannya dengan nada meminta maaf. Aku terkejut. Makalah ini memang kusiapkan dengan terburu-buru. Pekerjaanku di kantor sedang bertumpuk. Beberapa teman menggumam. Dosenku tersenyum kecil. Ia sudah biasa menghadapi Laras.
Aku tersinggung dan merasa dipermalukan. Ini adalah komentar paling tajam yang pernah dilontarkan Laras kepadaku. Walaupun kemudian aku bisa menerimanya saat ia dengan argumentatif menjelaskan kelemahan makalahku.
Kejadian itu membuatku semakin ragu. Entahlah, barangkali aku merasa tidak siap mempunyai istri yang dapat membantaiku setiap saat. Atau mempertanyakan kebijakanku sebagai suami. Aku memang tidak terbiasa dipertanyakan seperti itu. Kedudukanku sebagai anak tertua dan tulang punggung keluarga membuat adik-adikku dan Mama memperlakukanku secara istimewa. Apa kata Mas saja, terserah Mas… Selalu itu yang kudengar dari mereka. Kalaupun mereka tidak sependapat denganku, tidak pernah ada yang secara lugas menyatakan ketidaksetujuannya. Begitu juga dengan bawahanku di kantor.
Aku semakin tidak berani menghadapinya setelah peristiwa itu. Jadi, untuk sementara aku terpaksa menenangkan diri lagi. Tapi desakan dari Mama tiga hari yang lalu membuatku terpaksa bertindak.
”Bram, mungkin sudah waktunya Mama membantu. Sudah sebulan, dan kamu belum juga bertindak apa-apa. Mama sudah semakin tua, Bram. Belakangan ini, Mama semakin sering sakit. Mama tidak ingin terjadi sesuatu pada diri Mama sebelum kamu menikah…” Mama berkata setengah memohon. Aku menunduk.
”Bram…”
Aku menatap Mama. Mama menarik napas panjang. Aku menunggu Mama bicara.
”Kalau tiga hari lagi tidak ada keputusan, Mama akan mencari calon untuk kamu. Kamu kenal Nita? Anak Bu Retno? Nita baik, lho… Dia juga cantik dan terpelajar…” Bla…bla…bla. Hampir lima belas menit Mama bercerita tentang Nita. Aku kenal Nita. Nita memang baik, tetapi bukan itu persoalannya. Aku ingin menuntaskan masalah Laras dulu.
Tidak ada jalan lain. Akhirnya, kumantapkan hatiku untuk bicara dengan Laras. Tapi, bagaimana caranya? Lewat telepon? Nomer telepon Laras saja aku tidak punya. Atau, mengajaknya bicara secara langsung? Bagaimana kalau ia menolak dan membantaiku seperti ia membantai makalahku?
Akhirnya, kuputuskan untuk meminta nomer telepon Laras dari Susi. Aku berhasil menghindar dari pertanyaan Susi dengan memberinya sebentuk senyuman aneh. Untungnya, ia tidak bertanya lebih jauh.
Malamnya, aku mencoba menelpon Laras. Aku menggenggam Hp-ku dengan perasaan tidak karuan. Dengan tangan gemetar aku menelponnya.
”Halo, Assalamu’alaikum!” Suaranya terdengar tegas. Tiba-tiba aku merasa tidak siap berbicara dengannya.
”Halo! Halo!”
Aku mematikan Hp-ku. Looser! Gerutuku dalam hati. Aku benar-benar tidak berdaya.
”Bram, waktunya tinggal hari ini.” Mama menatapku serius saat aku berpamitan tadi pagi.
”Ya, Ma. Aku usahakan.” Aku menjawab ragu.
Jadi, hari ini, mau tidak mau aku harus bicara dengan Laras. Aku berangkat ke kampus dengan gugup. Sampai di kampus, aku mencari-cari Laras. Sosoknya tidak kelihatan sampai kuliah dimulai. Lebih kurang lima belas menit setelah kuliah dimulai, Laras muncul. Ia menuju kearahku dan mengambil tempat di sebelahku, satu-satunya tempat kosong yang tersisa siang itu. Laras duduk dengan tenang di sebelahku dan segera mengikuti kuliah. Aku semakin gelisah. Tubuhku mulai berkeringat.
Kuliah usai. Aku menunggu kesempatan untuk bicara dengannya. Aku sengaja memperlambat berkemas sambil menunggunya. Satu persatu teman kuliah meninggalkan ruangan. Akhirnya, setelah ruangan cukup sepi, aku memberanikan diri untuk bicara dengannya.
”Laras! Boleh saya bicara?”
Laras menghentikan kesibukannya membereskan buku-buku dan beberapa makalah yang berserakan.
“Ya.” Ia melanjutkan kesibukannya tanpa menatapku sama sekali.
Tanganku gemetar. Suaraku tersekat di tenggorokan.
”Ada yang bisa saya bantu?” Laras akhirnya melihat ke arahku. Ia mulai kelihatan tidak sabar dengan sikapku. Ia sudah selesai membereskan buku-bukunya.
Aku masih tidak mampu bicara. Keringat dingin semakin membasahi tubuhku. Ya Allah, aku benar-benar grogi.
”Bram!” suara Laras meninggi.
Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri sejenak. Yudi, satu-satunya teman yang masih berada di ruang kuliah menoleh ke arah kami.
“La..ras…” Suaraku tersendat.
Laras menatapku bingung.
“Ehm…would you…ehm…marry me?” aku tergagap. Akhirnya, keluar juga perkataan itu dari mulutku.
Laras menatapku heran. Ia menunduk, berpikir sejenak. Aku menunggu. Rasanya seperti menunggu sebuah vonis.
”Kupikir, itu bukan ide yang baik.” Katanya setelah beberapa menit terdiam. ”Aku duluan, Bram. Assalamu’alaikum…”
Aku terpana. Aku masih juga terpana saat tiba-tiba Yudi menepuk pundakku.
“Apa tidak ada cara yang lebih romantis, Bung?” Yudi tersenyum. Aku salah tingkah.
Begitulah, proses perjodohanku terpaksa kandas di tengah jalan. Aku tidak patah hati. Tentu saja karena aku memang tidak pernah jatuh cinta pada Laras. Tetapi kuakui, aku cukup terpukul dengan kenyataan ini. Ternyata, aku tidak cukup pandai membaca isyarat Allah. Atau, caraku yang tidak baik? Melamar di ruang kuliah tanpa prolog seperti itu memang naif sekali.
Sore itu aku pulang dengan lemas. Mama duduk di teras, sedang asyik dengan koran sore dan secangkir teh hangat. Setelah mencium tangan Mama, aku menghempaskan tubuh di kursi.
Mungkin Mama bisa menangkap kegetiranku. Mama mengusap rambutku. Aku bersyukur Mama tidak membuka pembicaraan mengenai perjodohanku. Aku tidak siap.
Sepanjang sore itu aku mencoba menenangkan diri. Aku mencoba bersikap realistis menghadapi kenyataan ini. Aku percaya, Allah akan memberikan seorang pendamping untukku.
Pikiranku masih tidak menentu saat aku bangun tadi pagi. Aku sholat istikharah lagi tadi malam. Tapi kali ini, aku tidak memperoleh isyarat apa-apa. Akhirnya, kuputuskan untuk bicara dengan Mama. Toh, Nita gadis yang baik juga.
Aku mendahului bicara sebelum Mama bertanya tentang keputusanku.
”Ma…”
”Ya? Kenapa, Bram?”
”Aku…” Aku terdiam sejenak. Aku baru akan melanjutkan ucapanku saat sebuah pesan masuk. Aku meraih HP yang tergeletak di meja dengan enggan.
Laras???
Apa lagi yang akan dikatakannya sekarang? Berdebar aku membuka pesannya.
Setelah saya pikirkan lagi, ide kamu tidak terlalu buruk. Tawarannya masih berlaku?
Aku terpana. Hidup memang penuh kejutan.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Tak Cukup Hanya Cinta..

“Sendirian aja dhek Lia? Masnya mana?”, sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang sedang mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur’an di Mesjid komplek perumahanku sore ini. Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Dia rajin datang ke majelis taklim di komplek ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak Artha juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu dikomplek ini. Hanya saja kesibukan kami masing-masing membuat kami jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat ada acara-acara di mesjid. Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa, kami jadi lebih cepat akrab.
“Kebetulan Mas Adi sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri”, jawabku sambil memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sendal yang lain. “Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis taklim”, raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang kecewa. Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya mengeluarkan uneg-uneg. Sebenarnya aku sedikit risih juga karena semua yang Mbak Artha ceritakan menyangkut kehidupan rumahtangganya bersama Mas Bimo. Tapi ndak papa aku dengerin aja, masak orang mau curhat kok dilarang, semoga saja aku bisa memetik pelajaran dari apa yang dituturkan Mbak Artha padaku. Aku dan Mas Adi kan menikah belum genap setahun, baru 10 bulan, jadi harus banyak belajar dari pengalaman pasangan lain yang sudah mengecap asam manis pernikahan termasuk Mbak Artha yang katanya sudah menikah dengan Mas Bimo hampir 6 tahun lamanya.
“Dhek Lia, ndak buru-buru kan? Ndak keberatan kalo kita ngobrol-ngobrol dulu”, tiba-tiba mbak Artha mengagetkanku. ” Nggak papa mbak, kebetulan saya juga lagi free nih, lagian kan kita dah lama nggak ngobrol-ngobrol”, jawabku sambil menuju salah satu bangku di halaman TPA yang masih satu komplek dengan Mesjid.
Dengan suara yang pelan namun tegas mbak Artha mulai bercerita. Tentang kehidupan rumah tangganya yang dilalui hampir 6 tahun bersama Mas Bimo yang smakin lama makin hambar dan kehilangan arah.
“Aku dan mas Bimo kenal sejak kuliah bahkan menjalani proses pacaran selama hampir 3 tahun sebelum memutuskan untuk menikah. Kami sama-sama berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dalam hal agama”, mbak Artha mulai bertutur. “Bahkan, boleh dibilang sangat longgar. Kami pun juga tidak termasuk mahasiswa yang agamis. Bahasa kerennya, kami adalah mahasiswa gaul, tapi cukup berprestasi. Walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin tidak meninggalkan sholat. Intinya ibadah-ibadah yang wajib pasti kami jalankan, ya mungkin sekedar gugur kewajiban saja. Mas Bimo orang yang sabar, pengertian, bisa ngemong dan yang penting dia begitu mencintaiku, Proses pacaran yang kami jalani mulai tidak sehat, banyak bisikan-bisikan syetan yang mengarah ke perbuatan zina. Nggak ada pilihan lain, aku dan mas Bimo harus segera menikah karena dorongan syahwat itu begitu besar. Berdasar inilah akhirnya aku menerima ajakan mas Bimo untuk menikah”.
“Mbak nggak minta petunjuk Alloh melalui shalat istikharah?”, tanyaku penasaran. “Itulah dhek, mungkin aku ini hamba yang sombong,untuk urusan besar seperti nikah ini aku sama sekali tidak melibatkan Alloh. Jadi kalo emang akhirnya menjadi seperti ini itu semua memang akibat perbuatanku sendiri”
“Pentingnya ilmu tentang pernikahan dan tujuan menikah menggapai sakinah dan mawaddah baru aku sadari setelah rajin mengikuti kajian-kajian guna meng upgrade diri. Sejujurnya aku akui, sama sekali tidak ada kreteria agama saat memilih mas Bimo dulu. Yang penting mas Bimo orang yang baik, udah mapan, sabar dan sangat mencintaiku. Soal agama, yang penting menjalankan sholat dan puasa itu sudah cukup. Toh nanti bisa dipelajari bersama-sama itu pikirku dulu. Lagian aku kan juga bukan akhwat dhek, aku Cuma wanita biasa, mana mungkin pasang target untuk mendapatkan ikhwan atau laki-laki yang pemahaman agamanya baik”, papar mbak Artha sambil tersenyum getir.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Bagaimana Menguji & Mengetahui Bahwa Si Dia Benar Mencintai Anda?

Selasa, 13 Desember 2011

Ujian Cinta
Tidak sukar untuk membaca perilaku lelaki ketika dalam membuat keputusan atau mengerja sesuatu perkara, tapi dari segi emosi fuhhh…kadang-kadang lebih mudah untuk kita membaca buku teks kejuruteraan dari memahami hati dan perasaan si jejaka ni.
Sudah pasti ramai di kalangan anda tertanya-tanya dan ingin tahu sangat perasaan si dia terhadap anda. 5 cara di bawah boleh membantu anda untuk menge’test’ adakah dia benar-benar menyayangi anda atau tidak.
Peringatan : Sebenarnya terdapat banyak lagi cara yang lebih mendalam, tapi yang di bawah ini boleh jugak diguna sebagai ujian ringan :)

1. Mula Dengan Melihat Tingkah Laku Si Dia

Banyak perkara yang boleh anda perhatikan pada si dia untuk anda mengetahui perasaanya kepada anda. Antaranya, adakah dia tiba-tiba berubah tingkahlaku ketika berada di samping anda? Kalau biasa-biasa buat muka cool, tapi apabila dekat dengan anda dia buat muka yang lebih ‘friendly’ dan romantik. Kalau biasa-biasa dia pakai selekeh tapi apabila berjumpa dengan anda dia memakai pakaian bergaya dan wangian menusuk kalbu.
Adakah ini bermakna dia menagih perhatian anda? Ketahuilah bahawa bukan senang lelaki nak buat benda-benda macam ni. Ini bermakna dia berusaha keras untuk menunjukkan sayang dan penghargaannya kepada anda.

2. Dia Asyik Curi Pandang Anda

Pernahkah ketika anda sedang khusyuk melakukans sesuatu, jauh di sudut mata anda perasaan si dia tengah memerhatikan anda? Kemudian ketika anda menoleh, dia pura-pura menoleh ke arah lain? Ini bermakna dia menyukai anda dan tidak dapat menipu diri sendiri bahawa dia mencintai anda.

3. Dia Adalah Pahlawan Sejati Anda

Ketika anda dilanda masalah, ada je dia muncul entah dari mana membantu. Tayar kereta anda pancit, tidak sampai 5 minit dia tiba membantu. Dia buka pintu untuk anda, tarik kerusi anda (mcm drama sikit2 lah:) ). Lelaki yang melakukan perkara ‘respectful’ sebegini kepada wanita hanya ada satu sebab sahaja – CINTA.

4. Dia Berkawan Dengan Kawan Anda

Si dia tahu bahawa rakan-rakan dan keluarga di sekeliling anda adalah orang yang penting dalam hidup anda. Dia cuba berkawan dengan rakan anda. Lelaki yang tidak kisah untuk mengenali atau berkawan dengan orang-orang penting dalam hidup anda adalah lelaki yang berdusta dan bersandiwara mencintai anda.

5.  Dia Jujur Kepada Anda

Lelaki yang benar-benar mencintai anda akan jujur dan ikhlas berkongsi apa yang tersirat di hatinya kepada anda. Tak kira masalah peribadi atau kerja, dia akan bercerita kepada anda seperti anda sahabat karibnya. Lelaki yang berdusta hanya melemparkan kata pujian palsu dan dusta semata-semata.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Kisah Misteri Tol Cipularang Ada Apa sebenarnya ya??


Akhir-akhir ini jalan tol cipularang menjadi perbincangan banyak orang. Bukan saja karena kejadian meninggalnya istri Syaiful Jamil, melainkan memang banyak kejadian menarik seputar misteri cipularang ini. Bahkan sempat saya baca di kaskus, seseorang bercerita pernah mengalami kejadian aneh berupa banyaknya patung-patung aneh yang terlihat disekitar jalan...dan ternyata setelah didekati mirip dengan tuyul...hiii. Sebenarnya ada apa sih di tol cipularang...simak kumpulan kisah misteri berikut ini yang saya kutip dari berbagai sumber:

Kasus meninggalnya Virginia Anggraeni, Istri Sapilul Jamil, di tol Cipularang, menambah cerita misteri yang telah berkembang di jalan tol yang menghubungkan Bandung dan Jakarta itu.

Penyebab kecelakaan, menurut seorang petugas TMC Polda Metro Jaya, Niniek, karena sopir (Saipul Jamil) kaget karena tiba-tiba ada sebuah bus menyalip dari arah sebelah kiri.

"Jadi si pengemudi kaget, dia langsung membanting stir dan mobil sempat terplanting. Lalu mobil menabrak median jalan. Namun nomor polisi bus tersebut tidak terlacak," kata Niniek, seorang petugas TMC Polda Metro Jaya saat dihubungi, Sabtu (3/9).

Menurut Niniek, polisi terus berusaha mendapatkan data soal bus tersebut. "Sampai saat ini kami terus berusaha mendapatkan data bus tersebut," kata Niniek.

Soal keberadaan kendaraan misterius yang kerap mengganggu pengguna jalan tol Cipularang itu, sebelumnya telah sering beredar. Kumpulan kisah keangkeran jalan tol ini berkembang menjadi e-mail berantai, atau pesan berantai melalui Black Berry Messenger.

Ceritanya seperti ini. Hati-hati kalau mau jalan malam hari di Cipularang, terutama setelah waduk Jatiluhur dari arah Bandung. Ada mobil misterius ngedim-ngedim.

Pengalaman saya waktu itu mau balik ke Jakarta lewat Cipularang malam hari. Saat itu saya di jalur kanan, tiba-tiba dari belakang ada mobil ngedim-ngedim. Setelah itu saya minggir ke kiri memberi jalan. Eh mobil itu ikutan ke kiri juga sambil tetap ngedim-ngedim.

Karena kesal, saya tancap gas, eh mobil itu ikut-ikutan berlari kencang juga. Tetep dia masih ngedim-ngedim juga. Karena kesal di kasih dim melulu, saya intip dari spion tengah itu mobil apa sih?

Eh, sehabis ngintip spion tengah, saya terus lihat jalan di depan, sudah ada buntut truk tinggal beberapa ratus meter lagi. Kaget, saya rem habis. Untung tidak terguling. Setelah ngerem, saya intip spion tengah, ternyata mobil tadi sudah nggak ada lagi.

Saya salip truk, ternyata kendaran yang ada cuman mobil saya sama truk tadi. Di depan gelap nggak ada mobil sama sekali. Saya merinding habis.

Masih ada cerita lainnya, yang peristiwanya juga terjadi setelah Idul Fitri. Begini ceritanya:

Saya ingin berbagi cerita ini kejadian yang terjadi pada hari keempat lebaran. Teman saya bersama om dan tantenya pergi dari Jakarta menuju Bandung melewati Tol Cipularang pada siang hari.

Pada kecepatan 60 km/jam melewati KM 69 dan70, tiba-tiba si sopir yang kebetulan omnya sendiri membawa kendaraan(mobil Panther baru) seperti tidak sadarkan diri. Dia memacu kendaraan semakin kencang sehingga kendaraan tersebuttidak stabil lalu membentur trotoar dan terbalik.

Sebelum kecelakaan, tantenya sudah mengingatkan suaminyauntuk memelankan kendaraan. Namun kendaraan semakin kencang sehingga terjadilah kecelakaan tersebut.

Untungnya tidak ada yang terluka parah walaupun mobil tersebut keadaannya rusak berat. Peristiwa terjadi di KM 72, kendaraan yang berada di belakangnya bisa mengerem (mobil Honda CRV).

Kemudian si pengemudi kendaraan tersebut turun dari mobil. Anehnya si pengemudi menyalami om temen saya dan berkata, "Selamat, Pak. Untung tidak apa-apa. Saya juga sempat hilang sebentar, namun karen melihat kendaraan bapak saya kaget dan mengerem.”

Setelah beberapa lama pihak Jasa Marga datang. Lalu anehnya lagi mereka berkata, "Untung bapak di KM 72. Kalau di KM 68 pasti bapak sudah ‘lewat’ kali. Sebelumnya ada dua kecelakan di KM 68 meninggal. Memang daerah rawan di 68-72, Pak. Sebaiknya di KM ini lebih berhati-hati dan jangan sampai pikiran kosong.”

Apakah beberapa cerita misterius di atas juga terkait dengan kecelakaan mobil yang dialami Saiful Jamil dan keluarga? Entahlah.

Demikian beberapa kisah misteri tol cipularang, semoga menambah kedekatan kita kepada Alloh swt yang Maha Gaib. Sudah seharusnya kita selalu mendekatkan diri dan berdzikir kepada Nya dalam setiap kondisi. Agar terhindar dari gangguan syetan yang terkutuk.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Inilah rahasia tubuh ramping orang Jepang ;)




Dapat artike menarik nih tentang rahasia tubuh ramping orang Jepang. Ternyata terletak pada pola makan dan cara makannya. Nah bagi teman-teman yang ngin langsing secara alamai bisa ikutin gaya orang Jepang tuh..benar-benar alami. JAdi hasilnya juga ramping alami. Lbih lanjut mengenai rahasia ramping orang Jepang simak artikel berikut:


Jakarta, Orang Jepang dikenal dengan tubuhnya yang ramping dan memiliki usia panjang serta kualitas hidup baik. Hal ini ternyata dipengaruhi oleh pola makan dan hidupnya yang dikenal dengan diet Jepang atau Japanese Diet.

Penelitian menunjukkan orang Jepang mengonsumsi berbagai jenis makanan dibandingkan dengan orang barat. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang Jepang mengonsumsi lebih dari 100 jenis makanan berbeda tiap minggunya, sementara orang barat hanya sekitar 30 jenis makanan.

"Sebelumnya orang berpikir ini semua karena adanya pengaruh dari gen, tapi ketika orang Jepang mengadopsi pola makan gaya barat berat badannya akan bertambah dengan cepat," ujar Naomi Moriyama, penulis buku Japanese Women Don't Get Old or Fat: Secrets of My Mother's Tokyo Kitchen, seperti dikutip dari WebMD, Senin (28/3/2011).

Laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan bahwa orang Jepang memiliki rata-rata usia hidup sehat dan bebas cacat hingga 75 tahun, serta memiliki laju obesitas terendah.

Ada beberapa diet ala Jepang yang bisa dilakukan untuk membuat tubuh menjadi ramping serta panjang umur yaitu:

Makanlah dengan mata
Salah satu keajaiban makan gaya Jepang adalah keseimbangan yang sehat yang terdiri dari makanan rendah kalori yang lezat, disajikan dengan porsi yang indah dan terkontrol sehingga mendorong orang untuk makan dan menikmati makanan. Selain itu orang Jepang rata-rata mengonsumsi kalori 25 persen lebih sedikit dibanding orang Amerika.

Disajikan dalam porsi kecil-kecil
Di Jepang makanan disajikan dalam piring dan mangkuk kecil yang terpisah sehingga tidak berada di satu piring besar. Hal ini karena orang bisa makan 45 persen lebih banyak ketika disajikan dalam porsi lebih besar.

Orang Jepang lebih memilih nasi
Umumnya beras di Jepang dimasak dan dimakan tanpa menggunakan mentega atau minyak, serta disajikan dalam satu mangkuk kecil setiap makan termasuk saat sarapan. Beras ini akan membantu mengisi kalori dan meninggalkan sedikit ruang kosong di perut.

Sangat senang dengan sayuran
Moriyana mengungkapkan kalau Jepang adalah satu negara yang gila sayuran, karena hampir semua jenis makanan di Jepang mencampurkan berbagai macam sayuran. Sebanyak 4-5 jenis sayuran berbeda bisa disajikan dalam satu kali makan. Sayuran ini biasanya direbus dalam kaldu berbumbu, ditumis atau dikukus ringan.

Lebih memilih ikan dibanding daging
Masyarakat Jepang lebih memilih mengonsumsi ikan dibanding daging sehingga jarang sekali makan daging merah, ikan yang menjadi favorit adalah salmon, tuna segar, mackerel, sardin dan herring yang merupakan sumber terbesar asam lemak omega 3 yang diketahui bagus untuk jantung.

Makanan penutup yang menyehatkan
Pencuci mulut khas Jepang adalah berbagai macam buah yang dikupas, diiris dan diatur di atas sebuah piring cantik atau bisa juga secangkir teh hijau khas Jepang yang kaya antioksidan. Hal ini berbeda dengan orang barat yang cenderung memilih es krim atau kue manis.

Orang Jepang lebih banyak berjalan
Berjalan atau pergi dengan menggunakan sepeda merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di Jepang. Selain itu peraturan di Jepang menuturkan untuk tidak memerlukan lift bagi bangunan yang hanya memiliki 4 lantai sehingga memberikan kesempatan lebih besar bagi masyarakatnya untuk membakar kalori.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Dendam Positif itu perlu....



Dapat artikel menarik nih dari seorang sahabat di milis kimia farma. Katanya sih diperoleh dari milis farmasi unair. Yaitu tentang dendam positif. Eiit jangan salah lho. Walaupun didalamnya mengandung kata dendam...yang berkonotasi negatif...namun sebenarnya mempunyai arti yang sangat bagus lho. Yaitu bersikap secara positif terhadap segala hal yang kita alami ..sehingga akan menghasilkan kesuksesan dan kebahagiaan yang lebih besar. Selamat mebaca ya...


Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun 40-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokan yang kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan segera mengisi air dingin ke dalam gelas.Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuahhardikan: "Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur!"Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.

Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika. Hardikan itu selalu terngiang dikepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisajadi insinyur seperti mereka? Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan"DENDAM POSITIF".Akhirnya muncul komitmen dalam
dirinya.

Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya. Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA.Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu.Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan.

Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.Kini ia sudah menaklukkan dendamnya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja.Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain.Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu
pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.Suatu hari insinyur bule ini datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; "Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masalalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu"Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: "Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu.

Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini."Kini dendam positif lainnya sudah tertaklukkan. Lalu apakah ceritanya sampai di sini?Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company)perusahaan minyak terbesar di dunia.Ditangannya perusahaan inisemakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan.

Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.Tahukah kisah siapa ini? Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini (2011) menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi dendam positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.Itulah kekuatan"DENDAM POSITIF"Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita.

Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya.Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit
dengan semangat"Dendam Positif."(dari buku Dendam Positif karya Isa Alamsyah dan
Asma Nadia)


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Satu jurus ampuh untuk bahagia !!


Jangan kaget dengan judul diatas. Karena dengan jurus ampuh ini anda akan menemukan kebahagiaan yang tak pernah anda pikirkan selama ini. Walah jurus apalagi ini ya...?

Yaitu jurus yang sudah langka dan tidak semua orang mampu menerapkannya. Karena saking sederhananya membuat orang susah untuk mendapatkannya. Mengapa begitu..?

Manusia modern sudah terlalu kompleks pikirannya. Terlalu banyak berpikir membuat mereka susah untuk bahagia. Akibatnya apa...? Hidupnya selalu dirundung oleh rasa ketakutan dan kehampaan. Akibatnya....mau ini takut...mau itu takut..diam saja juga takut......woalah mau ngapa-ngapa kok takut. Akhirnya ya...seumur hidup diliputi ketakutan. Lho mana jurusnya mas...?

Sabar dulu....jangan buru-buru...dan grusa grusu. Kata embah-embah dulu...wong sabar iku kekasih Tuhan....iya kan. Jadi kalau anda baca aja nggak sabar ...gimana akan mengetahui jurus ampuh bahagia ini...? ha..ha..ha..cuman bercanda kok.

Lha iya..tapi jurusnya mana....? Apa seperti jurus kungfu master..atau jurus dewa mabuk...? atau malah seperti jurus tai chi master....walah-walah...tambah penasaran aja...

Nah ..ini nih yang bikin aku tambah semangat lagi untuk menulis jurus ampuh bahagia ini. Semakin anda penasaran...maka akan semakin aku sembunyikan...dan nggak aku keluarin ini jurus....he..he...Tapi kasihan juga ya sudah baca lama-lama kok nggak dikeluarin..tega banget ya...

Oke kalau anda sudah melewati baca sampai disini...berarti anda sudah saatnya memperoleh ilmu rahasia ini...yaitu "jangan pernah berpikir negatif". Lho kok cuman kayak gitu...? Ya memang gitu...kalau anda mau bahagia dunia dan akhirat...cobalah terapkan ilmu ini..."jangan pernah berpikir negatif" ...pasti aku jamin 100% anda akan bahagia.

Bukankah dalam Al Qur an telah dijelaskan bahwa kita harus menghindari prasangka-prasangka negatif...karena boleh jadi kenyataannya tidak seperti itu.

Masih ingat kan..kisah petani yang kehilangan kudanya...? Waktu itu si petani hanya bersyukur Al hamdulillah...kok yang hilang cuman 1 kuda ..coba kalau yang hilang 2 ...lebih susah lagi kan. Tapi penduduk sekitarnya pada heboh...lho kehilangan kuda kok nggak sedih atau gimana...malahan bersyukur....?

Akhirnya tak berapa lama...kudanya kembali...dan ternyata membawa sekelompok kuda. Wow...hebohlah penduduk desa...wah betapa beruntungnya petani ini...kudanya telah kembali dan membawa banyak kuda.

Tapi tak seberapa lama...tiba-tiba saja... satu-satunya anak laki si petani, jatuh dari kuda dan mengalami patah kaki. Penduduk desa berprasangka negatif pada si petani. Nah tuh...anaknya malah jatuh dari kuda dan patah kaki lagi. Pasti itu si petani sedih dan menyesal mempunyai banyak kuda.

Ternyata si petani tetap saja tersenyum dan bersyukur...alhamdulillah....masih mending anakku hanya patah kaki dan masih hidup. Coba kalau lebih parah dan mati...pasti lebih menyakitkan. Penduduk semakin heran...anaknya jatuh sakit kok masih bersyukur...? Ini orang gimana sih...?

Tiba-tiba saja ada perintah dari kerajaan untuk wajib militer dan maju perang bagi semua warga yang laki-laki. Semua laki-laki di desa itu ikut dan cuman laki-laki si petani saja yang nggak ikut karena patah kaki. Akhirnya penduduk desa jadi mengerti kenapa si petani ini selalu bersyukur dalam setiap keadaan....

YA begitulah akhir cerita ini semoga bermanfaat....

Salam bahagia...dan tetap semangat....!!!

Oh ya bila ingin belajar bisnis online silahkan kunjungi website inginbahagia.com. Banyak info menarik seputar bisnis online baik gratis maupun berbayar.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Semua berawal dari sebuah impian... :)


ORANG MISKIN ADALAH ORANG YANG TIDAK PUNYA IMPIAN
( ZIG ZIGLAR)


ANYTHING IS POSSIBLE ( SEGALA SESUATU ADALAH MUNGKIN)



JANGAN PERNAH MENYERAH MENGEJAR IMPIAN


TAK KAN KUBIARKAN HIDUPKU TANPA CITA-CITA



TAK SEORANG PUN BISA MENGHENTIKAN LANGKAHMU UNTUK MENUJU IMPIAN


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer